Dokter Sehat - Informasi Kesehatan Indonesia |
- Mengenali Batuk Bayi Karena Pneumonia
- Jangan Melakukan 5 Hal Ini Ketika stres
- Mengenal Penyakit Diare
- Deteksi Penyebab Penyakit pada Kulit dan Jenisnya
- Jenis Penyakit Kulit Yang Sering Diderita Anak
- Macam-Macam Penyakit Menular dan Pencegahannya
- Ini Resiko Penyakit Kelamin Wanita yang Keseringan Masturbasi
Mengenali Batuk Bayi Karena Pneumonia Posted: 07 Nov 2014 11:35 PM PST DokterSehat.Com – Batuk memang salah satu penyakit paling umum yang diderita anak-anak. Pada sebagian besar kasus, batuk ini disebabkan oleh virus atau bakteri dan bisa diatasi dengan mudah, bahkan tidak perlu sampai menghubungi dokter. Akan tetapi, ada beberapa virus dan bakteri yang menyebabkan batuk bayi menjadi masalah serius, yaitu pneumonia atau radang paru-paru . Pneumonia adalah radang paru-paru yang biasanya disebabkan oleh infeksi. Tiga penyebab utama pneumonia adalah bakteri, virus dan fungi. Yang berisiko tinggi menderita infeksi ini adalah anak-anak di bawah 2 tahun dan manula. Gejala pneumonia bervariasi, mulai dari pernapasan yang cepat sampai kegagalan pernapasan dan tekanan darah yang sangat rendah atau dikenal dengan istilah syok septik. Jika pneumonia terjadi setelah bayi lahir, gejalanya akan timbul secara bertahap. Terkadang bayi tiba-tiba menjadi sakit yang disertai dengan turun-naiknya suhu tubuh. Namun, umumnya gejala pneumonia adalah demam, batuk, sesak napas, serta napas dan nadi cepat. Seperti gejala penyakit standar, bukan? Ya, itu sebabnya Anda harus memastikan dengan meminta diagnosa dari dokter anak. jika si kecil didiagnosis positif mengidap pneumonia, ia akan terancam dehidrasi. Karena itu, sering-seringlah memberi asupan cairan pada bayi. Biasanya, dokter akan memberikan antibiotik pada bayi. Pneumonia bisa dirawat di rumah, dengan memberikan obat-obatan resep dokter disertai paracetamol untuk menurunkan demamnya. Selain itu, jagalah rumah Anda untuk bebas dari asap rokok, karena hal itu bisa memperparah kondisi bayi. Tapi tenang saja Bunda, asal perawatan ini dilakukan dengan benar, bayi Anda bisa cepat sembuh total, kok. |
Jangan Melakukan 5 Hal Ini Ketika stres Posted: 07 Nov 2014 11:35 PM PST DokterSehat.Com – Stres adalah realita kehidupan. Kadang-kadang stres dapat menjadi hal yang baik, itu memotivasi kita untuk mencapai hal yang mungkin tidak dapat kita capai jika tidak stres. Bagaimanapun juga, stres yang berlebihan dapat merusak baik secara mental mupun fisik. Hati-hati ketika kita sedang merasa tertekan atau stres. Salah langkah atau salah melakukan sesuatu, bisa-bisa malah membuat kondisi stres atau tertekan Anda jadi makin parah. Seperti yang dilansir oleh huffingtonpost.com, ada lima hal yang sebaiknya tidak kita lakukan ketika stres. Tujuannya adalah agar kondisi kita tidak semakin parah dan kita bisa lebih cepat memulihkan kondisi kita sendiri.
Stres bisa muncul kapan saja. Dan ketika Anda merasa stres, pahamilah hal tersebut sebagai bentuk sinyal bahwa ada sesuatu yang harus segera Anda lakukan. Jika suatu saat nanti rasa stres itu kembali melanda (atau bahkan sekarang Anda merasa stres?), setidaknya hindarilah 5 hal di atas. |
Posted: 07 Nov 2014 08:02 PM PST DokterSehat.Com – Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Dan definisi resmi medis dari diare adalah BAB atau (defekasi ) yang melebihi 200 gram per hari. Penyebab diare Diare bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya, biasanya ada yang menjadi pemicu terjadinya diare. Secara umum, berikut ini beberapa penyebab diare, yaitu:
Berdasar metaanalisis di seluruh dunia, setiap anak minimal mengalami diare satu kali setiap tahun. Dari setiap lima pasien anak yang datang karena diare, satu di antaranya akibat rotavirus. Kemudian, dari 60 anak yang dirawat di rumah sakit akibat diare satu di antaranya juga karena rotavirus. Di Indonesia, sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan oleh infeksi rotavirus. Bakteri dan parasit juga dapat menyebabkan diare. Organisme-organisme ini mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus. Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian segera masuk ke usus besar. Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh usus besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada diare. Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga elektrolit, kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare. Selain karena rotavirus, diare juga bisa terjadi akibat kurang gizi, alergi, tidak tahan terhadap laktosa, dan sebagainya. Bayi dan balita banyak yang memiliki intoleransi terhadap laktosa dikarenakan tubuh tidak punya atau hanya sedikit memiliki enzim laktose yang berfungsi mencerna laktosa yang terkandung susu sapi. Tidak demikian dengan bayi yang menyusu ASI. Bayi tersebut tidak akan mengalami intoleransi laktosa karena di dalam ASI terkandung enzim laktose. Disamping itu, ASI terjamin kebersihannya karena langsung diminum tanpa wadah seperti saat minum susu formula dengan botol dan dot. Diare dapat merupakan efek sampingan banyak obat terutama antibiotik. Selain itu, bahan-bahan pemanis buatan sorbitol dan manitol yang ada dalam permen karet serta produk-produk bebas gula lainnya menimbulkan diare. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang. Orang tua berperan besar dalam menentukan penyebab anak diare. Bayi dan balita yang masih menyusui dengan ASI eksklusif umumnya jarang diare karena tidak terkontaminasi dari luar. Namun, susu formula dan makanan pendamping ASI dapat terkontaminasi bakteri dan virus. Gejala Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai :
Rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan. Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejal-gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi. Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak. Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi ringan hanya menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan). Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok. Pengobatan Karena penyebab Diare akut atau diare mendadak tersering adalah Virus, maka tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan, karena biasanya akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari. Maka pengobatan diare ini ditujukan untuk mengobati gejala yang ada dan mencegah terjadinya dehidrasi atau kurang cairan. Diare akut dapat disembuhkan hanya dengan meneruskan pemberian makanan seperti biasa dan minuman atau cairan yang cukup saja. Yang perlu diingat pengobatan bukan memberi obat untuk menghentikan diare, karena diare sendiri adalah suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan kontaminasi makanan dari usus. Mencoba menghentikan diare dengan obat seperti menyumbat saluran pipa yang akan keluar dan menyebabkan aliran balik dan akan memperburuk saluran tersebut. Oleh karena proses diare ini adalah mekanisme pertahanan dari tubuh, akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari ( 14 hari) dimana diare makin berisi dari air ( watery) mulai berampas, berkurang frekuensi nya dan sembuh. |
Deteksi Penyebab Penyakit pada Kulit dan Jenisnya Posted: 07 Nov 2014 08:01 PM PST DokterSehat.Com – Penyakit kulit adalah penyakit infeksi yang umum, terjadi pada orang orang dari segala usia. Gangguan pada kulit sering terjadi karena ada faktor peyebabnya, Antara lain yaitu iklim, lingkungan, tempat tinggal, kebiasaan hidup kurang sehat, alergi dan lain lain. Penyakit pada kulit memang memiliki penyebab yang beragam, dari masalah lingkungan hingga alergi. Karena penyebab yang beragam inilah warga diharapkan mengerti dan memahaminya secara detail. Agar jumlah penderita penyakit kulit bisa dikurangi secara bertahap. Tentang penyebab dari penyakit kulit ini secara detail akan dibahas dalam artikel ini. Simak. Secara umum, penyebab penyakit kulit ini terbagi menjadi 3 pilar utama, yakni alergi, lingkungan, dan keturunan. Kemudian, penyebab penyakit kulit secara khusus dapat dijabarkan masing-masing menurut penyakit kulitnya. Berikut 3 penyebab umum dari penyakit kulit :
|
Jenis Penyakit Kulit Yang Sering Diderita Anak Posted: 07 Nov 2014 08:01 PM PST DokterSehat.Com – Selain kulit anak yang sensitif, mereka juga rentan terhadap penyakit kulit. Tidak hanya itu, bahkan mereka juga rentan terhadap alergi dan ketika makan sembarangan, akan berdampak pada kesehatan kulit mereka. Terlebih lagi, sistem kekebalan tubuhnya yang masih lemah yang membuatnya mudah terkena virus penyakit termasuk penyakit kulit. berikut ini merupakan beberapa jenis penyakit kulit yang sering diderita anak :
|
Macam-Macam Penyakit Menular dan Pencegahannya Posted: 07 Nov 2014 08:00 PM PST DokterSehat.Com – Penyakit menular adalah penyakit yang dapat menular dari satu orang ke orang yang lain, penularan dari penyakit ini biasanya terjadi bila terjadi kontak antara orang yang sakit dengan orang lain. Bisa juga terjadi secara langsung maupun melalui perantara. Biasanya sifat dari penyakit menular adalah akut, berdurasi pendek, dan biasanya disebabkan oleh patogen. Berikut macam-macam penyakit menular dan cara pencegahannya :
Selain macam-macam penyakit menular di atas, masih ada penyakit lainnya seperti gondok, muntaber, kaki gajah, pneumonia, cacingan, pes, penyakit mata merah, dan lain-lain yang juga tergolong dalam penyakit menular. |
Ini Resiko Penyakit Kelamin Wanita yang Keseringan Masturbasi Posted: 07 Nov 2014 07:59 PM PST DokterSehat.Com – Masturbasi yang sering dilakukan wanita, selain memberikan rasa nikmat juga bermanfaat bagi kesehatan dan kesegaran tubuh. Kegiatan masturbasi bisa saja dilakukan oleh pria maupun wanita. Tetapi jangan salah bahwa masturbasi itu lebih berbahaya jika dilakukan oleh wanita. Pada wanita yang mempergunakan jari tangan untuk masturbasi, rawan memasukkan bakteri dan juga virus ke liang vaginanya dr. Andi Darma Putra,yang merupakan Staf Pengajar Divisi Obstetri dan Ginekologi di RSCM-FKUI menjelaskan perihal ini secara langsung. Bahwa virus yang bernama Human Papilloma Virus (HPV) yang berada pada permukaan kulit tangan ataupun organ kelamin rawan menjalar dengan mudah ke vagina anda jika aktif dalam bermasturbasi. Bahkan, masturbasi bisa masuk level berbahaya untuk wanita, karena HPV pada jari bisa menerobos masuk dari liang vagina hingga ke serviks. Adanya HPV pada jari-jari tangan yang masuk ke area vagina, memang berisiko kecil dapat menimbulkan kanker serviks. Akan tetapi perlu diingat, HPV bisa juga menyebabkan timbulnya penyakit kutil kelamin. Ini adalah salah satu dari sekian infeksi penyakit yang menular secara seksual lainnya. Maka alangkah baiknya anda menghindari kegiatan ini, komunikasikan kepada suami anda jika memang sedang menginginkan belaian. Jika terpaksa harus bermasturbasi lantaran suami kerja di tempat jauh sana, hendaklah mencuci tangan terlebih dahulu sampai bersih. Ingat, tidak ada yang aman dari semua kegiatan seksual kecuali melakukannya secara wajar tidak berlebihan dengan pasangan sah kita. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda. |
You are subscribed to email updates from Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan - Dokter Sehat To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
Add Comments